Hawaii melaporkan dua kemungkinan lagi kasus cacar monyet (Monkeypox) pada Selasa kemarin, sehingga jumlah total kasus yang diduga dan dikonfirmasi menjadi 5 kasus. Departemen Kesehatan Hawaii mengatakan pihaknya juga telah mengidentifikasi 'hubungan' diantara 5 orang tersebut. Meskipun ada peningkatan kasus, pejabat kesehatan setempat mengatakan bahwa risiko terhadap populasi umum tetap tergolong rendah.
"Risiko bagi sebagian besar penduduk Hawaii tetap rendah. Siapapun yang memiliki kontak erat dengan seseorang yang menderita Monkeypox berisiko terinfeksi, terlepas dari siapa mereka, apa yang mereka lakukan, atau apakah mereka aktif secara seksual," kata Wakil Ahli Epidemiologi Hawaii, Dr Nathan Tan. Departemen tersebut menekankan bahwa saat ini mereka sedang melakukan pelacakan kontak (tracing) pada semua kasus dan mengkoordinasikan vaksin. Dikutip dari laman www.hawaiinewsnow.com, Rabu (15/6/2022), kasus Monkeypox muncul di tengah wabah nasional dan di Eropa.
Perlu diketahui, Monkeypox biasanya membutuhkan kontak yang sangat erat untuk berpindah dari satu individu ke individu lainnya. Penyakit ini sering dimulai dengan munculnya gejala seperti flu dan pembengkakan kelenjar getah bening. Pasien juga akan mengalami ruam atau luka pada bagian wajah dan tubuh, serta umumnya sakit dalam waktu 21 hari setelah terpapar.
Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) Amerika Serikat (AS) mengatakan bahwa banyak kasus terjadi diantara komunitas gay, biseksual dan pria yang berhubungan seks dengan sesama jenis. Ini menunjukkan beberapa populasi mungkin perlu mengambil tindakan pencegahan ekstra. Kendati demikian, siapapun yang telah melakukan kontak erat dengan seseorang yang menderita Monkeypox memiliki risiko infeksi yang lebih tinggi dan harus memantau gejalanya secara cermat.
Artikel ini merupakan bagian dari KG Media. Ruang aktualisasi diri perempuan untuk mencapai mimpinya.